REFLEKSI MTI

Refleksi Tentang Madrasah Ta'hiliyah Ibrahimy

MADRASAH Ta'hiliyah Ibrahimy(MTI), bukan hal yang asing bagi pegiat pendidikan Islam di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo,. MTI adalah satuan pendidikan keagamaan atau lebih dikenal dengan istilah madrasah Diniyah yang bisa melahirkan santri mahasiswa yang mempunyai pengetahuan agama sebagai bekal nanti disaat mereka kembali ke masyarakat, baik di desa maupun di kota, baik di level regional, nasional dan bahkan internasional. 

Jika kita jujur mengakui, para kiai dan tokoh-tokoh agama yang saat ini berpengaruh besar, jika di telusuri akan di ketahui bahwa beliau-beliau itu adalah alumni Madrasah.
Kenapa dari Madrasah Diniayah melahirkan tokoh-tokoh besar? Madin, dalam pemahaman kita, lahir dari rahim pesantren, sedangkan pesantren kita pahami sebagai lembaga tafaqquh fiddin atau lembaga yang fokus pada pengalaman ilmu-ilmu ke-Islaman.
Hingga sekarang penulis ( khr ) berkeyakinan, bahwa tidak ada pendidikan Madrasah yang lebih baik dari pada madrasah yang ada di kompleks pesantren, termasuk MTI, Kenapa? Karena madrasah yang ada di kompleks pesantren akan berupaya membina dua hal yang merupakan bagian inti dari pendidikan, yakni otak dan watak. Di madrasah diniyah pembinaan otak cukup intens sedang di pesantren pembinaan watak lebih terjamin, bahkan pesantren ibarat laboratorium bagi pembinaan otak sekaligus watak. Jika pembinaan otak dan watak terjadi sinergi seperti yang berlangsung di madrasah diniyah pesantren termasuk MTI, maka pendidikan akan berhasil dengan baik. Pendidikan seperti itulah yang selama ini dikembangkan Madrasah Ta'hiliyah Ibrahimy 

Namun demikian, berbagai keberhasilan yang dicapai MTI dimasa lalu dan masa kini, sayangnya kurang disikapi secara pro-aktif oleh beberapa kalangan dalam memasuki masa depan. Secara internal para umana' banyak terlambat menyikapi perubahan zaman dan perubahan kebijakan, bahkan tren perubahan ekspektasi masyarakat , padahal kita memahami bahwa madrasah diniyah tidak mungkin menghindar dari tantangan dan perubahan, sehingga akan memotivasi para praktisi Madrasah Diniyah untuk merumuskan ulang sistem pendidikannya. Karena terpaku pada sistem lama, pelan tapi pasti Madrasah Diniyah akan kehilangan peminat; karena munculnya model-model pendidikan baru yang menjadi pesaing sumber input Madrasah Diniyah khususnya di MATI.

Kasus pergeseran orientasi belajar di pesantren Jawa Timur adalah contoh menarik. Terjadi perubahan orientasi belajar santri terkait kajian keilmuan di pesanren, dimana para santri di khususkan mengkaji ilmu keagamaan.

Terjadinya pergeseran dari sistem pesantren salafiyah (tradisional) ke pesantren khalafiyah (modern) mengakibatkan terjadinya perubahan internal pesantren, sehingga memunculkan problem-problem baru, karena dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas pendidikan pesantren. Kuantitas artinya seberapa banyak pesantren yang bertahan pada watak aslinya sebagai institusi "tafaqquh fiddin"dan seberapa tinggi kualitas pengetahuan ilmu-ilmu keagamaan yang bersumber pada kitab-kitab kuning. Artinya inovasi madrasah diniyah menjadi penting.

Karena itu, masih banyak tantangan madrasah diniyah, karena ada tiga pilar utama yang harus diperkokoh madrasah diniyah; (1) Pilar filosofis, sebagai pijakan bahwa madrasah diniyah adalah fardlu'ain untuk di pertahankan sebagai lembaga "tafaqquh fiddin" melalui sumber pembelajaran pada kitab-kitab kuning yang merupakan ide, cita-cita dan simbol keagungan pesantren, (2) Pilar sosiologis, sebagai referensi bahwa madrasah diniyah tidak berada dalam ruang kosong (vacuum space), tetapi bagian dari sistem sosial yang luas dan dinamis, sehingga eksistensi madrasah diniyah tidak sekedar sebagai pelengkap (supplement), tetapi diharapkan menjadi pilihan utama (primer), dan (3) Pilar yuridis, sebagai dasar pengembangkan. 

Tiga kompetensi pesantren yang menjadi kurikulum MTI  telah menjadi rencana yang telah dituangkan dalam bentuk silabus selama 4 tahun akan menjadi output para santri MTI . meskipun hal tersebut diatas harus diimbangi kedisiplinan serta keihklasan para pendidik dan tenaga kependidikan didalamnya.
Wallahu A'lam

Komentar

Postingan Populer